Rabu, 15 Juli 2009

Novel residu: Cpater twelve.


Twelve.


Sebagaimana biasanya, dia bersiap terlebih dahulu sebelum menelphone Looke untuk menjemputnya. Dari sana, mereka berdua menuju ke sebuah megah Plaza terbaru di jantung Jakarta.

Mereka masuk ke Guest, membeli beberapa pernak-pernik perempuan, lalu ke Prada, Luis Vuitton melihat—lihat beberapa exclusiv stuf edisi terbaru utnuk di beli bulan depan. Di _________ Drew membeli kemeja untuknya.

Looke membeli sepasang booth ¾ dari Dior edisi terbaru, kemja falnel berlapis beludru kotak-kotak hijau dan beberapa kemeja warna cerah lainnya Lavine. Malam itu dia berbelanja kemeja lebih dari satu lusin, masing-masing di _____, ______, _______ serta beberapa sepatu lainnya di _________, dan __________. Di Amerika, dia akan sangat kewalahan dan kesulitan menemukan dan berbelanja sepatu, kemeja dan celana bukan saja yang diinginkannya, tapi yang cocok dan pas dengan ukurannya.

Terakhir mereka berbelanja di Levi's, mereka berdua keluar dari counter itu dengan menenteng beberapa kantong belanjaan. Di Giordano mereka masing-masing membeli sepasang jeans dan terakhir di Cerruti 1881, mereka berbelanja habis-habisan.

Drew selanjutnya mengajaknya ke salah satu toserba pakaian yang menjual berbagai produk fashion merek menengah. Dia memerlukan beberapa pakain dalam untuknya, bra dan celana dalam. Looke mengikuti Drew mencari dan menemukan pilihannya, hampir tidak ada lagi celah di tangannya untuk tentengan kantong belanjaan tambahan. Mereka telah berbelanja habis-habisan dan sepuasnya. Drew mengambil beberapa Bra dan Cd dari raknya lalu bercakap-cakap dengan seorang Pramuniaga perempuan yang ada di dekatnya. Setelah kata sepakat, dia mengeluarkan dompet lalu menyelipkan beberapa lembar uang diam-diam ke balik telapak tangan Pramuniaga.

Setelah itu, dia kembali menghampiri Looke. Si Pramuniaga berjalan mendekati salah satu kamar ganti, kamar pas yang ada di pojok, ada beberapa kamar pas di sana.

Drew menunjukkan beberapa BH.

“Semuanya?”

“Tidak, hanya beberapa. Bantu aku Looke!”

Drew menarik bahunya. Looke menikuti, mereka berdua lalu masuk ke kamar pas.

“Pramuniaga itu melihatku, Drew!?”

“Tidak mengapa, sudah beres, dia kooperatif!”

“Kau pasti te....”

Drew tersenyum. Looke tidak melanjutkannya lagi. Dioa mengerti dengan cepat.

Demikian pula dengan birahinya. Menurut pendapat umum, libido seorang pria dapat terangsang dan tercetus dalam sekejab, dan berakhir dengan cepat. Itulah yang dialami Looke.

“Jangan berisik ya, sayang!” pinta Drew.

Perlahan-lahan Drew membuka kacing blazernya lalu kemejanya. Looke mengikutinya dengan cermat, dia mulai grogi, denyut jantungnya memburuh, nafashnya menggebu tak karuan, ada rasa takut kepergok yang sangat, yang membaur dengan perasaan nafsuh yang menggila. Blus Drew telah terlepas, dia melemparkannya sembanranganke lantai. Seluruh tubuhnya yanbg indah nan elok terbuka, terpampang di hadapan Looke, putih, segar dan bersih. Wangi _________ yang telah membaur dengan keringat membuat tubuh Looke nampak lemas, tapi denyutan jantungnya menandakan bahwa dian sangat bergairah dan nampak sangat bersemangat. Dia sedang berusaha menikmatinya.

“Kita tidak akan melewatkan apapun, sedikitpun dari malam ini!”

Looke mengangguk dengan gerakannya yang kian grogi.

“Aku juga, Drew!” bisiknya.

“kalau begitu, bantu aku melakukannya!”

Drew membalikkan tubuhnya menghadap cermin yang sedikit lebih tinggi dari mereka. Ruangan itu, selain pintu masuik semuanya dilapisi dengan cermin di ketiga sisinya.

“Pelan-pelan saja Looke!” balas Drew membisik.

Looke telah melepaskan kaitan Branya ketika dia merasakan getaran syahwat dari tangan lentik Drew yang meremas penisnya yang telah ereksi dengan sempurna, dia terkejut setengah mati.

“Saatnya kau menggunakannya juga, Looke!”

Looke tak membuang banyak waktu, dia melepas Bra itu cepat, membuangnya ke lantai, lalu mulai meremas-remaa, membelai dan memijat dengan lembut punggung Drew. Dia menggeliat, sedikit, dia berusaha menikmatinya sedikit demi sedikit. Setelah itu dia menciumi pundaknya, lehernya, kembali ke bahunya dan pungungnya. Mengangkat kedua tangannya dan merasakan sensasi bau keringat perempuan, kemudian meremas-remas buah dadar Drew yang telah membesar dengan sempurna, perpaduan antara payudara gadis remaja dan payudara seorang perempaun yang telah menyusui beberapa orang anak, itu terlihat dari putingnya.

“Looke..., lakukan yang terbaik, sayang!” Jerit Drew dengan suara basah mendesah dan berbisik. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan titik-titik sarat yang birahi, pori-porinya meneteskan titik-titik keringat dan bulu-bulu halus di di tubuhnya berkidik. Looke nampak kian bersemangat dan agresif. Dia membaliikan tubuh Drew, mereka sedang berhadap-hadapan, dia mengangkat roknya, melihatnya sejenak lalu kembali berciuman dan bercumbu. Drew membuka gesper Looke beserta sleting celananya dan mulai meremas-remas Penisnya. Mereka benar-benar larut dan menjadi bagian dari permainannya. Mereka masing-masing melakukan apa yang mereka inginkan, pantas mereka lakukan dan yang selama beberapa hari ini mereka khayalkan. Ini adalah contoh kreatif sebuah percintaan yang berjalan mulus dan sempurna dalam situasi sempit dan terjepit oleh waktu maupun tempat, karena mereka mengikuti prinsip-prinsipnya dengan benar. Di Plaza-plaza, seks adalah bisnis kecil-kecilan para pramuniaga dan industri besar dan meluas di tingkat Germo dan_____________.

Akhirnya merekapun bercinta.

Di Plaza itu mungkin bukan hanya mereka yang telah melakukan hal serupa sepanjang hari itu, dari pagi hingga bubaran di toilet, parkiran mobil hingga ke kamar pas, tapi yang pasti untuk hari itu saja tidak ada pserta yang melakukannya lebih baik dari mereka, tidak ada percintaan yang berjalan mulus dan sempurna sebagaimana yang mereka lakukan. Mereka berdua keluar dari kamar pas dengan wajah riang dan berseih-serih, dengan bersemnangat.

Selanjutnya mereka Shanghai Noddles, di lantai dasar, mengakhiri proses panjang percintaan mereka, di sana.

Jika anda sering-sering naik kendaraan umu, anda akan sering bertem dengan pekerja-pekerja plaza dan restoran yang tertidur dalam perjalanan mereka pulang ke rumah. Mengapa? Apakah semata karena keletihan dan lelah telah bekerja 8-9 jam sehari dimana separuh dari waktu itu dalam keadaan berdiri? Pertanyaan tersebut sekaligus jawaban yang benar untuk sebagian besarnya. Selebihna adalah karena mereka baru saja melalui perjalanan, pengalaman percintaan yang hebat di kamar ganti pakaian para karyawan.

Mereka letih dan lemas itu karena seks yang hebat.

Hanya saja tips hari ini belum cukup untuk semangkuk Vietnemse Noodles atau semangkuk Shanghai Noodless yang dihidangkan di dalam mangkuk tembikar ukuran jumbo, mangkuk

mie dari tembikar peninggalan era dinasti Han, Ming, Tang atau Sung.

Ini adalah kenangan saya dari masa lalu.

Dulu saya pernah memiliki beberapa buah mangkok mie dan soup dari tembkar asli era dinasti Han dan Sung. Disinilah saya meresakan perbedaan rasa dari sebungkus Nissin instant Noodless yang disuguhkan di atas mangkok modern dengan Mie atau soup yang dihidangkan di atas tembikar antik Han, sung dan Imari dari masa lalu!

Saya sudah mengalaminya dan mengerti bagaimana rasa berbedanya!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar