Kamis, 09 Juli 2009

Get it back!

Heidi kecil melangkah keluar dari Oshkosh. Tangan kirinya menggelantung di balik cenkeraman ibunya yang erat. Mereka tidak membeli apapun, hanya melihat beberepa barang dan keluar. Beberapa langkah kecil meninggalkan Oshkosh, Heidi kecil mulai mempermainkan sebuah barang, itu mainan. Ibunya terkejut.
“Heidi, dimana kamu mendapatkannya?”
“Didalam, Ibu!”
“Ayo kembalikan!”
“Itu adalah barang yang dijual. Untuk memilikinya, Heidi harus membayarnya!”
“Lakukanlah itu Ibu, tolonglah!” sambung Heidi kecil cepat, seolah-olah ingin berkata;
“Ibu, dompetnya khan ada di tanganmu, bagaimana ini?”
Heidi tak perduli, apakah ada perbedaan antara mengambil dan membeli. Dia hanyalah seorang anak kecil yang suka bermain. Jika sebuah mainan berada di tangannya, itu adalah miliknya, itu adalah mainan kepunyaannya, tidak perduli dia mengambilnya dari kotak bermain di kamarnya, mendapatkannya di jalan ataukah mengambilnya dari rak mainan di Oshkosh. Jika sebuah dompet ada di tangannya, itu adalah dompet miliknya, seberapapun uang yang ada di sana, itu adalah miliknya, dia bebas membelanjakannya, apapun, dimanapun, dia akan melakukannya.
“Tapi kenyataannya, dompet tersebut ada di tangan Ibu!”
“Ibunya berusaha membujuk, tapi dia berkeras. Dia bertahan. Dia fokus pada permainan dan pendiriannya, itu adalah mainan miliknya, yang ada di tangannya. Itulah yang dia ketahui.
Siapakah yang benar dan salah di sini?
Heidi kecil ataukah Ibunya? Ataukah memang di tangan siapapun dompet tambun itu berada, itu adalah dompet yang tidak berisi apapun, selain dari sebuah dompet yang untuk sekedar dipegang-pegang.
Ini adalah sebuah cerita yang saya rangkai kembali sebagai sebuah komentar naratif yang utuh atau sebuah foto dari Popsugar yang ketika itu saya beri komentar seadanya. Sebenarnya, dari foto tersebut dan tentu saja banyak foto lainnya di sanaadalah foto-foto dimana anda, siapapun anda, berpeluang untuk membuat beragam narasi dengan latar belakang imajinasi dan sudut pandang yang saling berbeda satu dengan yang lain, sesuka anda, cerita macam mana yang anda sukai dan yang bisa anda buat. Dan, cerita naratif yang saya buat ini tentu saja tidaklagh serta merta dapat diakatakan sebagai terjemahan sahih atas bahasa gambar yang ada di balik foto tersebut.
Atau, bahkan boleh jadi foto tersebut sebenarnya adalah sebuah foto yang tidak bermakna apapun, tidak memiliki kandungan pesan simbolik apapun selain sebuah foto semata. Jadi, dengan kata lain, tangan sayalah yang terlampau gatal, dan imajinasi sayalah yang keliru.
“Heidi kecil, oh my baby, kenapa kau lakukan itu?”
“Apakah permainan kecil ini akan menyiksamu, Ibu?”
“Ibunya terdioam, melirik ke balik Oshkosh lewat hamparan kaca tembus pandang, seorang pelayan perempuan berdiri di balik rak-rak mainan dan pakaian anak-anak, memandang ke arah mereka berdua, dan tersenyum.
“Dia adalah Heidi kecil, adik kecilku!” ungkapnya dalam hati.
Heidi kecil, entah dia ada dimana bersama ibunya saat itu, saat ini, tapi ketahuilah bahwa beberapa tuluh tahun ke depan, Heidi kecil yang terkenal keras kepala itu, yang mengendalikan keluarga dan lingkungannya dengan kemampuannya memadukan sikap keras kepala seorang anak kecil dan kemampuannya untuk mempertahankan keyakinan dan hemat pemikirannya, hemat pemikiran yang sederhana seorang Heidi kecil, seorang anak kecil, akan tumbuh besar dan dewasa menjadi Heidi besar yang memang besar dengan tangan dan belakang kepalan tangan yang dipenuhi dengan urat-urat yang menonjol membuatnya nampak keras, kian seksi dan menggairahkan, sebuah tangan dan belakang kepalan yang serupa dengan milik saya.
Entahlah, sebenarnya tangan Heidi besar, Heidi Klum yang serupa dengan tangan saya, ataukah sebaliknya, milik saya yang nampak serupa dengannya.
Heidi kecil yang cantik dan periang itu di saat dewasa kelak, dia akan nampak seksi seperti Sienna Miller di Popsugar. Beberapa jam setelah melihat foto di taman dan di pantai itu, saya masuk kekamar, dan tentu saja onani bukanlah dosa. Saya melakukannya sambil menghayalkan mereka berdua.
Akhir kata dari saya, don't blame your doughter if you lose your diamond!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar