Senin, 06 Juli 2009

Naskah sebuah Novel: Chapter six.

Chapter six.



Malam minggu dengan seorang bintang, dengan Meadowri.
Pertengahan antara siang yang panas menyengat dan sore menjelang malam, Meadowri tioba di sebuah salon spa di Fous Seasons. Dua jam kemudian dia kembali ke rumah, melakukan persiapan kencan, dengan Looke.
Semuanya on take, on camera, bagian dari skenario.
Camri Toyota--------------perlahan memasuki parkiran Nomoto, merapat di antara jejeran mobil lainnya. Tidak lama kemudian Meadowri muncul dengan stelan semi casual yang modis dan trendy, warna merah mudah, warna yang menandakan seseorang tengah jatuh cinta, warna cinta. Dia berkaca sebentar pada kaca mobil yang berlapis film berwarna biru muda, melihat wajahnya, rambutnya dan memperbaiki pakaiannnya yang sedikit kusut, Penampilannya harus sempurna, dia harus tampil sebaik mungkin, ini adalah reality show tentabng dirinya. Dia ingin semua orang yang emnontonnya dapat terhibur atau bahkan terinspirasi oleh diorinya.
---------------------- itu pas di tubuhnya.
Seorang kamerawan mengikutinya dari jarak dekat.
Seorang yang lain di dalam restoran telah menunggu kemunculannya sejak dari tadi.
Dia mendorong pintu dengan separuh kekuatannya, melangkah masuk, seorang pengunjung yang hendak keluar berpapasan dengannya meninggalkan sebuah meja yan kosong. Beberapa orang berjejer di depan etalase memilih roti untuk mereka makan di sini dan sebagian yang lain adalah tamu yang mampir sebentar, memilih roti lalu take away, membawanya pulang, menikmatinya di tempat lain.
Dia melanjutkan langkahnya di antara para tamu di depan etalase, seorang pelayan menghampirinya.
“Dine in or take away, makan disini atau dibawah pulang?”
“Makan di sini!”
Dia mengambil nampan untuknya, menaruh sebuah sendok, garpu, pisau roti dan sebuah piring lebar.
“Silahkan dipilih!”
Meadowri sedikit memiringkan tubuh, agak menunduk, untuk memilih satu persatu roti yang masih hangat yang diinginkannya, yang terpajang di sana lalu memilih beberapa.
Semua mengalir, berjalan sebagaimana yang diharapkan, sebagaimana skenario. Sebagian besar pengunjung yang ada di dalam sana adalah pengunjung yang sebenarnya.
Dia duduk, lalu mulai menyantap --------------, yang habis dengan cepat. Berikutnya adalah Cinnamon. Seorang pelayan mendekat mengantarkan segelas Cappuciono panas, pesanannya.
Dia muncul lalu melekaknya perlahan-lahan di hadapan Meadowri.
Meadowri meliriknya. Dia terkejut, lalu melirik cepat ke arah Foster yang duduk di meja lain di depannya, menghadap ke aranya, dia mengangkat jempol membalasnya, sebagai tanda: Dialah orangnya. Sedikit kejutan!
Kita semua ada di pertunjukan, menjadi permain dengan karakter dan peran masing-masing, jadi bermainlah dengan baik.
“Ya Tuhan!” desis Meadowri.
“Cappucinonya, Nona!”
Meadowri meliriknya.
“Kamu lagi?” ungkapnya seketika. Looke tersenyum. Lalu juga ke arah kamera yang tak jauh darinya dan mengangkat tangannya.
“Hallo...., saya dari Nomoto mengucapkan selamat malam minggu untuk anda semua. Dia, Meadowri akan menjadi kencanku malam ini, dan beberapa minggu ke depan!” katanya.
“Kita berkencan!” cepat Meadoeri menambahi.
Lanjutnya tak membuang waktu.....
“Bukan kau yang mengencaniku. Kau tahu, itu adalah dua hal yang berbeda!”
Meadowri lalu melambaikan tangannya ke arah kamera.
“Hallo, selamat malam!
Looke berpaling kembali ke arha Meadowri.
“Selamat datang di dunia, nona yang cantik!”
“Duniaku ada di sana, di hutan. So, well come to the junggle, anak muda!”
“Aummm.....!”
Lanjutnya lagi....
“Saya adalah raja di duniamu itu, Nona!”
Meadowri terdiam, lalu cept memasukkan sepotong kecil Cinnamon ke mulutnya. Dia sama sekali tidak menduga akan berhadapan dengan situasi demikian.
Looke sadar.
“Bagaimana rasanya?”
“Cukup enak. Sebenarnya, enak!”
“Cappucinonya?”
“Saya belum mencobanya!”
“Coba saja, silahkan!”
Meadowri meletakkan garpunya, lalu sedikit mencicipi Cappucino hangat itu.
“Hm, lumayan enak!”
“Saya juga berpikiran demikian, tapi kau mau tahu tidak...”
“Kenapa?”
“Bosku selalu berkata bahwa tidak ada Cappucino yang lebih enak dari itu!”
“Dia bosmu khan?”
“Benar juga, ya wajar saja! Semua karyawan di sini menyukainya. Sedikit pelit, tapi baik hati, seorang ekspat!”
meadowri mengangguk lalu kembali memasukkan secuil Cinnamon ke mulutnya lagi.
“Kau tahu dimana Cappucino yang paling enak?”
“”Ya!”
“Kapan waktu kau harus mengajakku ke sana!”
“Baiklah!”
“Looke melirik ke arah Foster, lalu mengedipkan mata. Dia tersenyum , semuanya berjalan lancar.
“Boleh aku duduk?”
Looke mengamil pssisi yang terbaik berhadapan dengannya.
“Ini tidak akan lama, kita akan melewati m,alam ini bersama-sama!”
“Ya!”
Looke melirik jam Benetton di tangannya.
“Aku tidak tahu bagaimana caranya mereka menemukanku dan apa alasan serta pertimbangan mereka sampai memilihku tampil di sini!”
“Aku juga tidak menyangkanya sedikitpun!”
“Mereka tidak mengatakannya padamu?”
“Tidak. Foster hanya berkata bahwa sesorang yang akan menjadi kencanku akan bertemu denganku di sini. Itu saja, dengan siapa, dia tidak menyebutkannya!”
“Ternyata aku!”
“Seperti itulah!”
“Bagaimana perasaanmu?”
“Entahlah, kita baru menjalaninya beberapa menit, bukan?”
“Kau benar. Aku akan berusaha tampil sebaik mungkin. Mereka baik padaku, kau mengerti maksudku khan?”
“Ya!”
“Tapi....”
“Kenapa?”
“Seperti sebuah buku atau novel, tidak semua bab-bab terdiri dari bab-bab yang menarik. Sebuah novel best seller yang ditulis oleh seorang penulis hebat sekalipun selalu ada bab yang rasanya membosankan dan menjengkelkan. Saya sering mengalaminya. Bagaimana dengan kamu!”
“Tentu saja, saya sedang membaca sebuah novel yang seperti itu!”
“Seperti itulah kira-kira, kalau ada yang kurang menarik dan tidak menyenangkan dari saya selama pembuatan acara ini, tolong kau mengatakannya, ya!”
“Baiklah, tentu saja!”
“Meadowri, o ya, boleh khan aku menyebut namamu dan memanggilmu dengan sedikit mesra dan manja?”
“Silahkan, boleh saja!”
“Kamu adalah seorang Penyanyi yang hebat!”
“Kau membeli cd atau kasetku tidak?”
“Tidak. Maaf. Tapi aku sering mendengarmu bernyanyi di radio, aku bahkan beberapa kali merequest lagumu. Suaramu merdu, lagu-lagumu enak terdengar, dan kaupun bernyanyi dengan sangat baik!”
“Aku akan berusaha agar bisa lebih baik lagi!”
“Kalau begitu, aku akan sering-sering merequestmu, aku berjanji!”
“Kalau kau tidak bisa membelinya, kau bisa saja mendownloadnya yang kau suka dari websiteku! Dengan senang hati, lagi pula itu semua gratis!”
“Aku pernah sempat memikirkannya. Lain waktu akan kulakukan!”
“Kau pernah mengunjungi websiteku?”
“Belum!”
“Semua tentang diriku, kegiatanku, foto-foto dan laguku dapat kau akses dan lihat di sana. Sempatkan sedikit waktumu, dan berkunjunglah sekali-kali!”

“Dalam waktu dekat aku akan mengunjungimu, aku berjanji, bersiaplah Nona!”
keduanya lalu tertawa.
“Satu jam lagi restoran ini akan tutup!”
“Foster mengatakan kepadaku bahwa syutingnya akan kita lanjutkan di tempat lain!”
“Seperti itulah! Kemana?”
“Entahlah!”
“Aku akan melanjutkan pekerjaanku kembali. Kau boleh menungguku di sini sampai kami bubar. Tambah lagi roti dan Cappucinonya, jangan ragu-ragu. Foster adalah orang yang banyak uang dan sekaligus baik hati. Aku sudah mengalaminya!”
“Sialan kau!”
Meadowri tersenyum dan tertawa. Cukup jujur dan lucu menurutnya.
“Foster ya?”
Lokke mengangguk.
“Nona Meadowri, kau tahu apa yang dipikirkan oleh Foster saat ini?”
“Tidak, menurutmu?”
“Sedikit kejutan, bukan dari dia, tapi dari kita!”
“Kejutan? Semacam blunder atau manuver? Kau akan memberinya?”
“Ya, itupun kalau kau mau ikut serta!”
“Seperti apa?”
“Boleh aku mencicipinya?”
“Silahkan!”
Looke mengambil garpu dari tangan Meadowri lalu menyendok sattu lapisan besar Cinnamon dan memakannya.
Meadowri hanya terdiam, tersenyum dan tersipu-sipu. Ini agak konyol baginya.
Lalu Looke menyendok lapisan kedua, yang sedikit lebih kecil dan menyuapkannya ke mulut Meadowri.
“Ayo!”
Menwdowri tersenyum sejenak ke arah kamera, terlihat seperti enggan melakukannya, tapi akhirnya menyambutnya. Dia membuka mulutnya, Looke memasukkan roti itu ke sana.
“Tutup!”

Meadowri mengkatupkan kembali kedua bibirnya yang sensual yang tersapu oleh-----------------merah pekat, menjepit garpu itu.

Perlahan-lahan Looke manariknya, dengan gerakan mesra, sangat romantis, meninggalkan bercak lipstik di garpu.
“Silahkan dimakan!”
“Meadowri menurutinya.
“setelah itu Looke berdiri.
“Selamat menikmati!” lanjutnya lalu mengeser tubuhnya keluar dari celah antara meja dan kusi. Dia akan kembali ke dapur melanjutkan pekerjaannya..
“Looke, tunggu!” teriak Meadowri menghentikan langkahnya. Looke berpaling. Foster menatap mereka dari kejahuan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Klin yang membelakai mereka, penasaran dengan apa yang terjadi, dia ingin sekali mengetahuninya.
Meadowri cepat mengiris sekeping Cinnamon, menyendoknya dengan garpu.
“Ada apa Nona?”
“Buat kamu!” jawab Meadowri lalu menyuapkan roti itu ke pada Looke,.
Looke mengikuti kemauan Meadowri. Itulah yang dia harapkan darinya.
Dia lalu menunduk memberi hormat, rasa hormat dari seorang gentleman kepada seorang perempuan terhormat.
Meadowri tersenyum manis sekali, dan bahagia. Dia bangga.
Looke meneruskan langkahnya.
Dia mampir sebentar di etalase, memesan dua paket roti, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.



*


Satu persatu karyawan keluar dari pintu belakang Nomoto. Jam 9 lewat, diantaranya adalah Looke. Ada yang pulang dengan kendaraan sedniri, ada yang di jemput, ada pula yang pulang ke rumah dengan kendaraan umum. Looke masuk kembali ke dalam restoran melalui pintu depan, menemui Meadowri yang sendirian, lalu keluar berdua setelah semua lampu di matikan.

Mereka berdua meningalkan Nomoto, kearah Selatan Jakarta, ke sebuah Cafe terbuka yang berada di beranda, pelataran sebuah plaza, mungkin salah satu yang terbesar saat ini.
“Bagaimana menurutmu sikap Foster saat di Nomoto tadi?”
“Cukup puas. Itulah yang aku ketahui. Jika ada yang salah atau kurang, dia pasti akan mengatakannya.”
“Dia adalah seorang sutradara, manager produksi yang hebat dan kreatif!”
“Reputasinya hebat. Hampir semua orang mengaguminya. Kau tahu tidak, banyak selebriti yang memohon agar masuk di acara ini, tapi dia sepertinya tidak semudah itu bagi dia!”
“Kau termasuk yang beruntung!”
“Seperti itulah. Lagi pula saya dekat dengannya. Dia adalah salah seorang teman baikku!”
“Sejauh ini syutingnya bagaimana?”
“Lancar-lancar saja. Tidak ada masalah dengan yang lain. Tapi jujur saja, dengan kamu aku agak sedikit kewalahan!”
“Sebabnya?”
“Foster menginginkan sedapatmungkin sesi kita dilakukan tanpa skript!”
“Mengalir secara alami!”
“Ya, seperti itu. Untung saja kau tidak terlampau merepotkanku. Kau sepertinya telah mempersiapkann diri dengan baik sebelumnya!”
“Aku? Tidak! Aku tidak melakukan persiapan apapun. Yang seperti inui biasa bagiku. Semuanya berjalan dan mengalir secara wajar, alami dan biasa-biasa saja, apa adanya. Kalaupun ada yang berjalan di luar dugaan, itu cuma improvisasi namanya, semata!”
“Seperti suapan tadi, bukan?”
“Ya. Kau tidak merasa terganggui khan?”
“Tidak! Tentu saja Looke!”
Dari kursi belakang, seorang kru memberi aba-aba, akan dilakukan pergantian pita kamera. Mereka telah separuh perjalanan ke sana.

Lewat ponsel, Foster mengabarkan bahwa persiapan di cafe telah selesai, matang. Menunggu kemunculan mereka dan siap ujntuk pengambilan gambar. Sebuah band pengiring telah disiapkan. Kline berharap dan berupaya sedapat mungkin, semaksimal kontribusi yang dapat dia berikan agar episode Meadowri dapat berjalan dengan sempurna, menjadi sebuah episode yang terbaik yang pernah ada, sebuah episode dimana dia ada juga di sana.
Di flaat, Pearl dan Sam telah tertidur pulas, siap untuk bangun lagi saat Looke pulang. Mereka nyaman di dalam pelukan Drew yang hangat.
Looke di tempat lain jauh dari sana sedang memainkan perannya, tengah bermain cinta, larut dalam permaianan cinta yang dramtis, untuk sebuah episode dari sebuah reality show dewasa ini, masa kini.
Syutingnya masih perlu beberapa jam, dan beberapa gulungan pita lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar