Minggu, 21 Juni 2009

Pelukan.


Beberapa bulan lalu, saya merancang, medesain konstruksi sebuah kabin, sebuah pondok kecil dan sederhana yang rencananya akan saya buat suatu waktu kelak, tentu saja jika saya sudah punya uang yang cukup. Diatas rancangan tersebut, saya menulis; Apakah artinya rasa aman bagi anda?

Ada orang yang hanya akan merasa menemukan rasa nyaman yang sejati, yang sesungguhnya hanya apabila dia bisa berada di tengah-tengah kebaktian hari minggu dan yang semacamnya itu yang diadakan di sebuah ruangan kebaktian atau Gereja yang megah, modern yang mewakili arsitektur dan interior pada zamannya, seukuran stadion Soffball atau Baseball. Semangat rohaninya tersentuh dan meledak hanya dengan iringan seperangkat peralatan band lengkap dengan iringan paduan suara yang merdu sempuna. Dia senang melihat bagitu banyak orang, terlebih di hari minggu. Disanalah dia beriman.

Adapula orang yang menyukai kebaktian yang diliputi oleh semangat masa lalu, berabad lalu, dimana kesedihan dan air mata dari awal kebaktian hingga selesainya. Airmata menemani perjalanannya sampai ke rumah, Kothbah yang bersemangat, berapi-api dan lagu yang menyayat hati. Kotbah yang bersemangat, berapi-api, dramatis dan penuh luapan emosi. Mereka adalah komunitas Kristen melankolik. Iman mereka mengalir bersama air mata.

Jika tidak merasa nyaman berada di sana, saya tidak akan pernah masuk ke sana, sekalipun gereja tersebut menjanjikan atraksi minggua yang hebat dan modern, yang menjanjikan banyak keuntungan, manfaat dan kehidupan untuk bisa hidup di dunia ini, yang telah disesuaikan dan diseleraskan dengan kebutuhan jemaat masa kini. Demikian pula dengan geeja yang mampu menguras air mata saya secara sangat dramatis. Saya memerlukan air mata saya untuk hal-hal yang lain.

Jika saya merasa nyaman, saya akan hadir di sana sekalipun itu hanyalah sebuah kebaktian kecil yang di langsungkan di sebuah bangunan kecil yang terbuat dari rangka-rangka kayu yang sederhana, berdinding anyaman bambu, seukuran toilet pria atau ewanita di stadiun Football, saya akan dengan senang hati dan merasa gembira untuk hadir dalam misa minggu di sana yang mungkin hanya akan berlangsung selama tak kurang dari satu jam saja, dan sekalipun masih harus berjalan satu atau dua kilo meter lagi!

"Memangnya saat ini anda sudah berada di mana, berjalan sampai di mana?'

"Saya masih berada di sini, di rumah, di kamar saya, memikirkan gereja mana yang akan saya datangi!"

Rasa nyaman itu hanya seukuran pelukan seorang Ibu.

"Bagaimana perasaanmu nak!"

"Nyaman sekali, Ibu!"

Benar khan?

"Kalau begitu, naiklah ke pangkuanku lagi, akan kutunjukkan sesuatu kepadamu!"

Semangat natal telah merekah di mana-mana. Seperti salju, keajaiban natal ada di mana-mana, di setiap sudut jalan di DC.

"Apa itu mom?"

"Pandang sekelilingmu Kristen!"

Kristen, anak kecil itu mengikuti permintaan ibunya dengan penuh semanagat, dengan senang hati. Dia menyapu jagat di sekitarnya dengan pandangan kanak-kanaknya yang bersahaja, ke kini-ke kanan, depan-belakang, Utara ke Selatan, Timur ke Barat.

"Oh dunia yang sangat luas. Betapa indah dan mengaumkannya!" pikirnya

"Tuhan yang menciptakan semuanya itu khan Ibu?"

"Yep!"

"Itukah yang ingin Ibu katakan?"

"Ya. kristen....?"

"Ya, ada apa Mom?"

"Separuh dunia yang telah kamu lihat itu dari tempat ibu berpijak saat ini adalah dunia yang sangat indah dan luas, namun sayang, semua yang telah kau lihat itu bukanlah milik kita!"

Kristen memutar pandangannya dari kiri ke kanan, manatap satau persatu apapun yang dapat dilihat olehnya, yang bukan miliknya, bersama ibunya. Dia lalu mulai bersedih.

"Dan separuh dunia yang tersisa yang dapat engkau ketahui dari tempat ibu saat ini berada, berdiri saat ini, semuanya adalah milik orang lain!"

"Semuanya!"

"Yep!"

"Lalu milik kita mana Ibu?" tanya kristen dengan perasaan sedih dan gundah.

"Sayang..., kita tidak memiliki apa-apa. Kita adalah salah satu dari begitu banyak orang miskin di dunia ini. Tapi kau jangan bersedih dan berkecil hati, kau memiliki pelukan dari seorang ibu yang sangat menyayangimu, yang sangat mencintaimu."

Si Ibu mencium pipinya yang lambut lalu lanjutnya,

"Bagaimana perasaamu?"

"Nyaman sekali Ibu!" jawab Kristen.

"Kalau begitu mari kita melanjutkan perjalanan kita!"

"Ayo! balas kristen dengan bersemangat sambil membuka bungkus permen Lolypop. Masih banyak Lolypop yang lain di kantong ibunya, di pelukan ibunya.
@ Erich tinggi, Juni 2009.

(Tulisan ini terinspirasi dari Foto Berjudul Bretney Spers and her boys yang di terbitkan olhe PopSugar edisi 20 Juni 2009 dan foto Kristen steward berjudul lolyPop dan dakota Film, edisi 20 Juni 2009.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar