Rabu, 05 Agustus 2009

novel residu: Fiveten.

FIVETEN


Dikehidupan nyata; manusia membuat rencana, uang yang menentukan. Di kehidupannya, waktu telah berbicara, kehidupan telah menanggapi, memberikan reson yang terbaik. Buku tentang kumpulan cerpen-cerpen Looke telah terbit, menjadi bonus terbiatan sebuah majalah besar, bertiras nasional, brand luar negeri,. Dengan kata lain, jika buku tersebut bisa terbit di sini, kumpulan cerpen tersebut bukan tidak mungkin dalam beberapa waktu ke depan buku kumpulan cerpen tersebut dapat pula terbit menjadi bonus edisi terbitan di semua negara dimana majalagh tersebut terbit.
Ketiga novelnya telah menghiasi meja Miss Paker, tempat apapun bisa disulap dalam sekejab mata. Dia telah mulai membaca beberapa bab dari novelnya yang pertama. Dia butuh cukup banyak waktu.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta telah mengeluarkan cap visa pada pasportnya, itu adalah ijin masuk ke sana dan tinggal menetaop selama beberapa waktu, namun dia merencanakan untuk selamanya.
Untuk kedua kalinya, dia masuk pintu belakang Nomoto beberapa jam setelah restoran buka. Kali ini untuk mengurusi beberapa barang-barang pribadinya yang msih tertinggal dan tersimpan di locker karyawan. Dia telah resign dari Nomoto beberapa hari lalu. Setelah semuanya beres, dia menemui cheef berbicara tentang beberapa hal yang masih tertinggal di antara mereka, lalu kepala kemanan, setelah itu dia pergi darisana.
Blackbery edisi terbaru berdering di atas meja Miss Vanity Parker.
Itu dari Looke, tertulis di sana.
“Miss Parker?”
“Ya. Looke, ada apa sayang? Beberapa hari ini tidak trdengar kabar bheritamu, kau baik-baik saja? Kau ada dimana?”
“Baik, walafiat, saya ada di Nomoto!”
“Uang jajanmu masih ada sayang?”
“Banyak!”
“Ada klien baru?”
“Ada beberapa prospek yang potensial gol, big fish Miss, seperti perusahaan milikmu. Kamu cemburu yah?”
“Ya!”
“Miss, bagaimanaun kau tidak akan tergantikan, percaya;lah denganku. Ini semua hanyalah bisnis penghiduopan, untukku!”
“Jadi apa rencanamu?”
“Bisa keluar sebentar?”
“Hmm..., bisa , kau mau mengajakku kemana?”
“Bagaimana kalu secangkir kopi dan donuts, Miss?”
“Boleh juga, 2 jam lagi, tepat jam makan siang, kau bisa menunggu selama itu?”
“Bisa, baiklah, aku akan menjemputmu Miss!”
“Baik!”
“Aku akan menempon lagi nanti!”
Klik
Looke mengakhirinya dengan sekecup ciuman dari jauh, Miss Parker cepat menempelkan telpon itu ke dadanya, ciuman Looke telah mendebarkan jantungnya, terasa hingga ke dagingnya dan sumsum tulangnya, ciumannya membangkitkan hasrat dan semangatnya. Dia tersenyum puas, lebar dan manis sekali, dia menekan lebih kuat lagi blakbery itu ke dadanya.
Dia nampak begitu bahagia, bergairah dan bersemangat.Dia seperti seorang perempuan ypada umunya yang sedang dimabuk cinta.
Satu persatu, silih berganti taksi datang dan pergi menaikkan dan menurunkan penumpang. Looby luar gedung dimana berkantor beragam perusahaan , termasuk penerbitan majalah milik Miss Parer berada dipenuhi dengan beragam macam orang berjejal; menunggu datangnya kendaraan jemputn mereka.
Sebuah silver bird berhenti di depannya, Miss Parker membuka pintu dengan cepat, melempar Tosca Blu berwqarna kubning gaduing desperate ke kursi belakang, Looke menangkapnya, alalu melompat gesit masuk ke dalam taksi itu, dan pergi dari sana. Taksi silver bird mampir sebentar di sebuah kedai Dunkin Donuts , Looke membeli dua lusin dinut dan dua cangkir Capuchino panas yang kental, rasanya seperti ¾ cokelat kental panas dan ¼ latte.
Dari protokol Sudirman yang ramai dan penuh sesak kendaraan, taksi berbelok masuk ke lingkungan Plaza Senayan, lalu berhenti tidak jauh dari MaryGold, mereka lalu menyusuri parkiran yang penuh, dan perjalanan mereka berakhir di salah satu kursi tunggu untuk para supir yang ada di pelataran parkir tersebut.
Looke dan Miss Parker mengempaskan tubuh mereka perlahan ke artas kursi besi, meletakkan dinut dan caapuchino di antara mereka lalu merentangkan kaki di atas aspal hotmix, Looke membuka kotak donut, Miss Parker mengambil satu yang berisi serikaya dan meulaui meikmati donut yang lembut itu. Looke emngambil donut yang berisi cream cokelat yang kental.
“Ini adalah satu hari dalam hidup kita dimana matahari bersinar dengan cemerlang, tidak terlampau panas, dan langit yang biru cemerlang dengan awan putih yang indah, jika hati terasa senang dan gembira, kehidupan terlihat begitu indah dan terasa begitu menyengkabn, apapun bisa terjadi, dan rasanya ingin melakukan apapun, lebih banyak lagi! Secangkir kopi dan selusin donut di taman atau di pelataran parkir , dengan.....”
Seseorang yang kita cinta dan hormati!” Looke ikut mengucapkan bagian itu, mereka berdua mengucapkannya bersama-sama hampir serempak. Looke mengambil tissue cepat setelah itu, lalu melap cokelat yang menempel di bibirnya kemudian mencuri sekali kecupan yang cepat di kening lalu di pipi Miss Parker. Di kursi belakang merekayang memanjang menempati separuh dari kursi yang berbentuk bulakan itu beberapa orang supior pribadi nampak asyik dengan obrolan mereka masing-masing, dengan kopi dan penganan sederhana yang mereka beli dari pedagang kaki lima yang berlisensi yang mangkal di dalam halaman plaza tersebut.
Dari speaker car call, terdengar lagu kecewa yang merdu BCL, seolah mengejek mereka berdua.
Setiap orang punya urusannya sendiri-sendiri, dikehidupannya yang singkat dan berharga ini.
“These are the days of our lives...., pernah, di saklah satu waktu di kehidupan kita, kehidupan ini.......,”
“Ya?” Miss Parker bertanya, dia ingin mendngar cerita itu seutuhnya.
Looke meneguk sedikit Capuchino, lalu meletakkannya kembali ke atas kursi, dari kotak donut dia mengambil satu donut yang terbaru, jenis yang lain.
“Ini kisah dari beberapa tahun lalu, suatu waktu di salah satu malam tahun baru yang semarak yang telah berlalu. Waktu itu saya masih kuliah, ditahun-tahun terakhir yang memerlukan banyak biaya dan perhatian, saya melewati malam tahun baru itu sendiri, dan tanpa satu senpun uang di kantong. Tapi kau tahu Miss, semua orang merindukan malam pergantian tahun, setiap orang merayakannya, dan sayapun demikian, saya tidak meninggalkannya. Saya tuirun ke jalan dan larut dalam kemeriahan pesta dan lautan ribuan orang. Di kantong saya tidak ada uang sama sekali, hanya ada tiga bungkus rokok mild yang saya hutang dari warung milik ibu kost saya, itulah modal saya melewati malam tahun baru itu.
Beberapa jam setelah tahun berganti baru, auld langs syne yang ramai di nyanyikan dimana-mana tidak lagi terdengar, saya meninggalkan pesta yang meriah di bundaran HI, kembali ke tempat kost saya yang hanya berjarak krang lebih 100 meter dari sana, pesta semakin meriah, berlanjut hingga pagi.
Di pertengahan jalan dalam perjalanan pulang, tiba-0tiba perhatian saya terantuk pada sesuatu di depan langkah saya, itu uang kertas pecahan 50.000, di jalan. Beta psenangnya hati saya kaka itu, menemukanuang sebanyak itu, lalu cepat saya memungutnya dan melanjutkan poerjalanan. Saya sering sekali menemukan sesuatu entah itu uang atau benda-benda yang bernilai, tapi untuk sekedar uang, itulah nilai terbesar yang pernah saya temukan sampai harui ini!”
“Menurutmu itu uang siapa?”
“Itu malam tahun baru, dijalan yang dipenuhi oleh ribuan orang, kau jangan bercanda Miss!”
“Ha..., ha...!”
“Baiklah, lalu kau apakan uangnya?” sambung Miss Parker sambil melumat donut yang lembut dan lezat itu di mulutnya.
Saya cepat berganti haluan, dengan uang sebesar itu, saya cepat bergegas menuju ke sebuah restoran Dunkin Donuts yang tak jauh dari sana, saya membeli satu lusin donut, secangkir Cappuchino lalu kembali ke tempat kost. Di sana saya langsung naik kelantai paling atas dari rumah itu, yang terbuka tanopa atap dimana separuh dari gemerlap jakarta dapat terlihat dengan jelas dari sana lalu ulaio menyantap donut dan Cappuchinoi itu sendirian. Betapa bahagianya saya saat itu, tak terlukiskan. Kebahagian yang sama saya rasakan lagi saat ini, tidak sendirian, tapi berdua denganmu! Terimakasih Miss Parker, kau bersedia menemaniku melewati kebahagiaan seperti ini! Uini sangat luar biasa!”
“Biasanya aku tidak tahan berlama-lama berada di bawah terpaan sinar matahari langsung, tapi kali ini lain, Looke, saya sangat menikmati matahari siang ini, dengamu, aku merasakan kebahagian yang hebat, yang seperti ini jarang aku rasakan, aku yakin seperti apa yang aku rasakan saat ini seperti itulah yang kau rasakan di lantai teratas dimalam tahun baru itu!”
“Sungguh itu adalah malam tahun baru yang hebat Miss!”
“Aku percaya, aku bisa merasakannya, dan kau tahu apa looke?”
“Kau belum pernah merasakan melewati malam tahun baru degan pengalaman dan perasaan sebahagia saat ini, bukan?”
Miss Parker tersenyum.
“Seandainya putaran waktu bisa kita putar kembali dan Miss parker ada di salah satu malam pergantian tahunku, dan....”
“Merasakan cinta dan kebahagiaan yang tak pernah terjadi!”
“Kalau begitu, semua harapan dan angan-angan seperti itu bailah kita lupakan saja. Bagaimana Miss?”
“Itu yang sehat! Berapa bulan lagi tahun baru Looke?”
“Tidak seberapa lama lagi!”
“Aku berjanji untuk diriku sendiri aku akan melewatinya berdua dengamu Looke!”
“Aku tidak akan melewatkannya, aku akan membatalkan semua rencana, semua janji dan kencan-kencanku!”
“Sebaiknya begitu sayang!”
Miss parker menggeser tubuhnya , memiringkan bahunya mendekati Looke, menjemput ciuman L:ooke yang lain, di telinga Miss Parker sebelum dia menciumannya yang kedua kalinya di pipi, Looke berbisik.....
“Aku tidak akan mengecewakanmu Miss Venity. Aku janji Miss Parker!”
Miss Parker kembali tersenyum, menutup matanya, dia merasakan dalamnya ciuman yang diberikan oleh Looke dari ketulusan jiwanya yang dipenuhi dengan cinta. Itu benar-benar menggetarkan jiwanya! Beberapa hari lagi, Looke akan berada dalam salah satu penerbangan panjang dalam hidupnya, dalam salah satu Jumbojet yang akan menerbangkannya dalam penerbangan panjabng _______jam ke Amerika, ke bandara Internasional JFK di DC.
Miss Parker menghabiskan satujam lebih dari waktu hari itu bersama dengan Lkooke, disana, di kursi tunggu para supir di pelataran parkir sebuah Plaza, itu adalah pertemuabn terakhbirnya dengan Looke, dengan kotak donut dan cangkir cappuchino yang telah kosong di atas kursi. Seorang supir yang baru saja mengantarkan majikannya mengambil sampah-sampah itu lalu melemparkannya dengan diserta rasa kesal, dia menggerutu dengan kata-kata yang mengumpat sambil melemparkan sampai itu ke dalam tong sampah yang tak jauh dari sana.
“Tiga point, untukkku sialan!” katanya.
Looke mengantarkan kembali Miss Parker kembali ke kantornya, setelah itu melanjutkan perjalananny7a kembali ke Flaat. Disana di beristirahat sejenak, beberapa jam sambil menunggu Pearl dan Sam kembali dari sekolah. Mereka bertiga punya rencana sepnajang siang, petang hingga malam nanti yang entah akan berakhir samapai jam berapa.
Hari itu Drew tidak masuk kantor, dia sengaja off, dia sedang menunggu Pearl dan Sam di sebuah kantin yang tak jauh dari kelas Parl dan Sam, hari itu adalah hari terakhir bagi mereka bersekolah.
Pearl dan Sam adalah dua anak kecil dengan sayap yang sempurna, sayap itu akan membentang lebar dan mengepak dengan sempurnah, yang akan menerbangkan mereka, jauh dan tinggi bersama cita-cita, mimpi dan angan-angan mereka bertiga!
Peral, Sam dan Looke!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar