Jumat, 07 Agustus 2009

Novel residu: Kata pengantar.

Residu


“Papa sering berkata, kami ini seperti seekor burung dengan sayap-sayapnya yang terluka. Kami sedang menunggunya sembuh kembali. Itu adalah harapan terbesar kami dalam hidup ini. Kesembuhan adalah kemerdakaan terbesar kami, kami akan berjuang. Kalau itu sudah terjadi, kami akan terbang, terbang sejauh mungkin!” ungkap Pearl dengan bersemangat.
Pearl, dia adalah Kakak perempuan Sam, anak-anak yang canggih dari kehidupan masa kini, anak seorang penulis yang muktahir, yaitu Looke yang tidak beruntung, Looke yang tidak sehebat tokoh-tokoh utama dan karakter menyenangkan dalam buku-buku yang ditulisnya, Looke yang jenaka, duda dua anak, Looke penulis yang kesepian!


Kata pengantar.

Mengapa buku ini berjudul residu? Pertama, karena alasan keprktisan. Kata residu mudah untuk diucapkan dan mudah pula untuk diingat, sekalipun ada kesulitan dalam mencerna dan menerimanya. Saya menyukainya, semiga andapun demikian.
Yang kedua , dengan menggunakan pilihan kata residu sebagi judul, melalui judul tersebut saya ingin mengatakan bahwa buku ini merupakan sisa-sisa, ampas yang mengendap yang tidak memili tempat dan ruang dalam ketiga buku saya sebelumnya yakni; Novel hukum PENGACARA PILIHAN, FREE ATTTITUDE; Manifesto kehendak bebas orang-orang merdeka!, buku tersebut sebagi pengantar kepada buku yang ketiga AN OTOBIOGRAFI: Kami akan mengenangnya! Jika anda telah selesai membaca ketiga buku tersebut lalu mulai dengan residu ini, anda niscaya akan menemukan titik tautnya atau relevansi dari keempat-empatnya, paling tidak dalam emosi dramatisnya ataupun bahasanya yang bombatis.
Apa yang saya harapkan dari keempat buku ini, demikian pula dengan buku-buku saya selanjutnya adalah bahwa; Sebagaimana hidup ini, hidup anda sendiri, semoga anda bisa menikhmatinya!
Novel residu ini pertama kalinya diterbitkan di site saya yang ada di etheauthor.onsugar.com dalam bentuk nsakah patial yang dipostkan atau diterbitkan perbab secara berkala. Bab pertama terbit pada_______
penulis;erich tinggi.

Kamis, 06 Agustus 2009

Novel residu: Sixten (The end).


SIXTEN





Menjelang sore mereka berempat meninggalkan flat, dan tak seberapa lama kemudian mereka terlihat masuk ke Sogo Plaza Indonesia. Pearl dan Sam berbelanja semua keperluan diri mereka sendiri untuk beberapa bulan awal di Amerika seperti kemeja, T shirt, celana, sepatu dan sweeter untuk musim dingin. Semuanya dibeli dengan tunai.

Menjelang jam 9 mereka meninggalakn Plaza dengan kantong belanjaan yang memnuhi satu bagasi taksi, belum termasuk yang ada dalam peangkuan mereka. Tujuan mereka berikutnya adalah Nomoto. Saatsamopai di sana tinggal terlihat beberapa orang karyawan yang sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing di kamar ganti para karyawan.

Looke telah memperoleh ijin dari Chef dan kepala Satpan, dia akan menggunakan dapur Nomoto untuk membuat kue dengan anak-anaknya, dengan Drew. Mereka telah siap dengan dua resep kue, Cinnamon dan kue kelapa. Semua bahan-bahannya tersedia dengan melimpah dio dapur nomoto, mereka tinggal mengolahnya saja.

Looke dan Sam mulai dengan Cinnamon.

Sementara Drew dan Pearl mempersiapkan bahan-bahan untuk kue kelapa.

Terigu, gula, ragi, telur, keju, kelapa, bubuk kayu manis dan mentega di aduk menjadi satu diolah sedemikian rupa dengan tekkhnik yang muktahir ala Looke, kemudian di masak di dalam Oven, itulah cara membuatnya.

Cinnamon dan kue kelapa yang sangat lexzat se;lesai selepas tengah malam, mereka pulang, lalu tidur. Mereka sangat kelelahan.

Beberapa malam setelah itu, sebuah pesta perpisahan diadakan di sebuah tempat yang dipinjam oleh Looke untuk semalam dari pemuda-pemuda Papua. Tempat itu terletak di tengah-tengah sebuah tanah kosong selebar kurang lebih 4 hektar yang dikelilingi oleh gedung-gedung pencakar langit jakarta yang gagah dan mentereng. Tanah kosong itu ditumbuhi dengan rumput-rumput ilalang setinggi hamnpir tiga merter, sebagian bahkan lebih tibnggi dari itu, di tenaghnya terdapat sebuah ruang kosong yang melompong berebntuk bulatan yang pas untuk beberapa mobil, beberapa tenda. Tempat itulah yang menjadi markas tempat berkumpul dan bertemunya pemuda-pemuda Papua di seantero Jakarta pada malam hari, tempat bagi mereka untuk bersenang-senang, bernyanyi, menari, minum-minum sambil membakar daging atau ikan di atas api unggubn yang lebar. Untuk sampai ke sana, harus melewati sebuah jalan setapak seukuran bodi mobil angkot yang berbelok-belok, dan berliku-liku.

Itu adalah satu-satunya tempat di Jakarta dimana anda masih dapat melihat adanya ilalang setinggi 3 meter diatas tanah selebar empat hektare, itu di jantung Jakarta, tempat dimana teman Looke, orang-orang Papua itu melawatkan malam-malam terindah mereka dibawah sinaran cahaya bintang dan bulan.

Pesta dimulai menjelang malam dabn berakhir menjelang pagi. Meadowri tidak ada di sana, itu adalah pesta di tempat yang tertutup, hanya utnuk orang-orang yang ada di flat.

Saat itu adalah malam minggu yang panjang, yang hebta dan meriah, malam minggu yang menyenangkan, ada musik beragam genre, api unggun yang tidak berhenti menyala dan berkobar hingga pagi, daging bakar dabn ikan asap, minuman, serta acara bebas.

Pesta di alam terbuka di tengah-tengah padang ilalang yang lebat, anda benar-benar terasa sangat dekat dengan alam sekitar. Anda seperti menjadi bagian dan menyatu dengan alam. Tempat itu tidak ada duanya di Jakarta, saya tidak tahu bagaimana di Papua. Itu adalah sebuah tempat seperti perkampungan Galia yang kecil, yang tersembunyi, yang bebas dan merdeka di antara tembok-tembok emperium Romawi.

“Looke...!” desis Meadowri berbisik sambil mengusap kedua kelopak matanya. Dia baru saja bangun dan yang pertama kali terklintas di benaknya adalah wajah Looke, saat itu hampir menjelang sore. Tiba-tiba saja dia kangen dengannya, merindukannya.

Cepat dia menyambar ponselnya dari atas meja lalu menghubungi Nomoto, mencari tahu bagaimnana kabarnya, dia merindukan suaranya, dia ingin bebrbicara dengannya di telephone sekalipun hanya untuk sejenak. Dia tahu ini adalah jam sibuk di restoran manapun.

“Dia tidak ada!”

“Dia tidak masuk kerja atau masuk sift lain?”

“Tidak keduanya, dia telah resign dari dini, dari sejak seminggu yang lalu.!”

“Apakah dia benar-benar keluar dari Nomoto?” bisik Meadowri sendiri, maksunya untuk dirinya sendiri akan tetapi cukup jelas terdengar sekalipun hanya seperti sebuah bisikan di telinga si penerima telpon di Nomoto.

“Benar sekali , coba anda hubungi saja dia ke ponselnya!”

“Tidak aktif!”

“Siapa?” terdengar suara yang lain di telinga Meadowri.

Cepat pria yang berbicara itu menyambar telpon dari petuga kasir, dia kenal dengan nama itu.

“Meadowri, ya?” tanya dia dalam aksen jepang.

“Benar Sang!”

“Looke tidak lagi bekerja di sini, ya!”

“Apakah dia telah menemukan tempat baru?”

“Tidak, dia tidak pindah pekerjaan, tapi dia pindah ke Amerika, Onesang Meadowri!”

“Pindah? Ke Amerika? Bagaimana ini Sang, kamu hanya bergurau denganku khan Sang?”

“Tidak Onesang Meadowri, dia akan berangkat hari ini bersama kedua anaknya. Setahu saya sore ini dengan penerbangan terakhir JAL. O ya Meadowri....”

“Ya, ada apa Sang?”

“Saya pikir kamu ada disana?”

“Mengantarkannya?”

“Benar!”

“Seharusnya begitu Sang. Sebaiknya saya menyusulnya ke bandara sekarang!”

“Kau akan menemuinya?”

“Ya!”

“Cepat, dia mungkin belum terbang. Good luck Onesang Meadowri!”

“Terimakasih Sang!”

“Klik!” hubungan terlpon terputus.

Tanpa membuang banyak waktu, cepat Meadowri masuk kamar mandi, mengganti pakaiannya, tak lupa menyemporotkan pewangi ______ke seluruh tubuhnya lalu mengebut mobilnya seceopat mungkin yang bisa dia lakukan menuju ke bandara. Jika perjalanan lancar, paling tidak dia memerlukan satu jam perjalanan. Dia menyalakan raduio untuk mengusir kesepiannya, dari chanel yang dia pilih terdengar Mayumi Itsuwa melantunkan Sayonara Dakewa; Kau akan dilupakan, kau akan melupakan dan jika saatnya tiba, kita semua akan saling melupakan. Beberaopa kenagna bahjka sebenarnya hanyalah pepesan kosong, yang tidak berarti apapun. Jika ada pelajaran hidup yang dapat engkau petik yang dapat engkau pelajari dari sini, mungkin inilah saanya engkau mengetahui bahwa pada suatuy masa dalam hidup ini, kelak, engkau harus berusaha belajar menerima kenyataan dilupakan, sebagai yang dilupakan dan yang terlpakan. Kau harus belajar melupakan!

Foster dan Kline seperti dirinya, sedang dalam perjalanan ke bandara.

Satu jam kemudian mobilnya telah merengsek perlahan macari tempat parkir yang terdekat dengan pintu masuk bandara di lantai satu. Setelah parkir dia lalu mulai mencari Looke dari ujung ke ujung pelataran bandara, lalu ke lantai dua, akan tetapui dia tidak menemukannya. Berarti dia telah ada di dalam sana. Kemudian di mencari letak chek in maskaai penerbangan JAL, di layat TV dia melihat sekilas jadwal penerbangan JAL yang terakhir hari itu, dalam satu jam kedepan.

Dia menghampiri dinding kaca yang meisdahkan bagian dalam debngan bagian luar bandara yang penuh dengansdengans esak calon peneumpang dan para pengantar lalu mulai mencario dimana adanya Looke di antara para penumpang yang sedang mengantri dalam antrian panjang untuk Boarding Pass. Sangat susah bagi dia menemukannya.

“Meadowri?”

Dia melirik ke pada perempuan di sampignya, yang menyapanya, menyebutkan namanya. Dia belum mengenalnya, namun yang pasti dia mengenal dirinya, mungkin dia adalah salah seorang penggemarnya. Dia tersenyum layaknya seorang idole di hadapan seorang Fans fanatik lalu kembali melongok masuk ke balik dinding kaca.

“Kau mencari Looke?”

“Ya!” katanya, namun matanya terus mencari dimana Looke berada di dalam sana.

“Dia sedang boarding, kau akan susah melihatnya dari sini, agak jauh ke sana, namun tidak lama lagi dia akan lewat!”

Meadowri memalingkan kepalanya menatap perempuan itu.

“Kau seperti mengenalnya?”

“Ya, saya teman satu flatnya, saya mengantarkannya!”

“Kamu siapa?”

“Saya Drew!” mereka lalu berkenalan.

“Berapa lama dia akan berada di sana?” tanya Meadowri berusaha mencari tahu kebenaran informasi yang dia dapat daro Nomoto.

“Dia tidak pergi utnuk berlibur, dia akan pergi untuk selamanya. Dia akan kawin di sana dengan seorang perempuan dari New York dan tinggal disana!” jawab Drew , air matanya mulai menetes, dia tidak mengharapkan menjadi bagian dari perpisahan yang seperti ini, sangat menyekitkan hati. Pandangan Meadowri berkaca-kaca, rasa kehilangan telah sepenuhnya menggerogoti dirinya. Tidak lama lagi Foster dan Kline tiba.

“Dia berkenalan dengan perempaun itu dari internet, dia menjanjikannya perkawinan, kehidupan dan masa depan jika looke bersedia ke Amerika. Kau tahu dia Meadowri, Looke telah hidup bertahun-tahun dengan harapan-harapan dan impian-impian Amerika. Itu adalah peluang emas yang tak setiap saat menghampirinya, dia mengambilnya. O ya.., itu dia...!”

“Kau menemukannya? Dia ada di mana?”

“Itu, di sana!”

Drew menunjuk arah dimana Looke berada. Dia baru saja selesai boarding, dia sedang menuju ke ruang tunggu penumpang.

“Looke...?” teriak Meadowri.

“Ini aku, Meadowri! Lanujutnya berteriak lebih keras lagi dengan disertai derai tangis dan air mata.

“Looke, Pearl, Sam....lihat kemari, ini aku, ini Meadowri. Tolonglah!” teriaknya semakin keras berkali-kali, namun sepertinya Looke tak bisa mendengar suaranya yang tertutup oleh suara pengumuman jadwal penerbangan dari spekaer phone yang tidak berhenti bersuara.

Sebenarnya, sayup-sayup Looke mendenar suara Meadowri, namun dia tidak menoleh, rasa sedih dan kehilangan yang lebih dalam akan dia rasakan, yang akan mereka berdua dan bertiga rasakan jika mereka saling melihat, ini seperti berpaling ke kota Sodom dan Gomora yang sedang diamuk api dan huru-hara. Anak-anaknya tidak boleh mendengarnya ataupun berpling ke arajh mereka berdua, dia mengajak mereka berdua mengobrol tentang apa saja untuk mengalihkan perhatian mereka dan mengaburkan pendengaran mereka. Namun peral yang telah mulai beranjak besar seperti mengetahui apa yang sedang terjadi., dan mengerti bahwa sebenarnya ayahnya mendengar suara yang memanggil-manggil nama mereka, namu dia hanya berpura-pura tidak mendengar. Dia mengerti, jadi sudah seharunya diapun sama seperti Ayahnya.

“Lupakanlah semua itu!” pikirnya membuat kesimpulan sendiri.

Foster telah sampai, di belakangnya Kline berlari mengikuti.

Foster berlari semakin cepat mendekati mereka.

“Meadowri, mana dia?”

Meadowri melirik cepat, dan terisak-isak.

“Foster, cepat, dia ada di dalam sana!”

Foster dan Looke mengayun langkahnya lebih cepat lagi, mereka berdua tidak ingin kehilangan kesempatan melihat Looke untuk yang terakhir kalinya.

“Mana dia?”

“Itu di dalam sana!”

Foster dan Kline melirik ke balik dinding kaca, Looke sedang mendekati eksecutiv lounge, ruang tunggu eksekutif yang ada di sana. Meadowri berteriak leboh kencang, beruapaya untuk terakhir kalinya., namun langkah Looke semakin menjauh. Mungkin inilah saatnya yang sesungguhnya bagi mereka untuk melupakannya, seindah apapun mereka pernah hadir dalam hidupnya. Pearl dan Sam menggandeng di kedua tangannya berjalan disisinya dengan riang, bersemnagat, dengan langkah-langkah yang canggig dan muktahir., seperti langkah Maria Sharapova di atas karpet merah. Drew berusaha memenangkan dirinya dan Meadowri, dia memeluknya, mereka berpelukan untuk menumpakah segala kesedihan dari rasa kehilangan yang sangat yang mereka rasakan. Ini benar-benar perpisahan yang menyedihkan.

Akhirnya Looke benar-benar mengilang di balik pintu eksecutv lounge itu, menghilang dari pandangan mereka, menghilang untuk selamanya. Mungkin mereka hanya akan bertemu dengannya kelak lewat karya-karya yang terbit di seluruh dunia.

“Looke...! aku mencintaimu, aku merindukanmu!” itulah jeritan lirih yang terakhir dari Meadowri sebelum mereka pergi dari sana.

“Kau, saya, kita, kita semua akan melupakannya, jalani saja, ini hanyalah sekeping dari perjalanan hidup! Bisik Looke dari kejahuan.

Sambil menikmati muffin dan late di ruang tunggu ekscutiv, looke menulis beberapa e mail pendek ke New York, ke Drew Bary More, ke Reira Yuna Ito dan ke Jesica Parker di Facebook. Yang terakhir adalah menuliskan beberapa bait pendek terakhir dari novel pendek terbarunya, the Residu, lalu THE END! Dia menyimpan salinannya kedalam USB, setelah itu dia melipat kembali Notebooknya yang seharga sekaleng bayam, buncis atau buah leci kalengan di rak-rak makanan kalengan di toserba dalam kurs Dollar dan kemudian melemparkannya kedalam tong samah yang ebrada tak jauh dari meja mereka.

“Papa, Koq dibuang?” tanya Pearl bingung?

“Kita akan membeli yang terbaru, yang lebih bagus lagi nanti di Amerika!” jawab Looke lalu mengambil Ipod dari tas jinjingnya. Satu speaker head phone di tempelkan ke telinganya, tak lama kemudian lagu Learn be stuck dari the Eagles di trak pertama mulai melantun.

Di benak Pearl ada boneka-boneka Barbie yang asli dan Disneyland, Sam berpikir dan berkhayal tentang Nintendo atau super Sega teknologi terbaru sebagai pengganti PS 3 nya yang telah dijual. Semuanya akan menjadi baru di tempat yang baru.

Drew memasuki kamar barunya untuk yang pertama kali, kamar 20 di flat yang sama. Itu adalah kamar bekas Looke, Pearl dan Sam. Dia memegangi perutnya karena percintaan terakhirnya dengan Looke, itu beberapa hari lalu.

“Looke kecil, kau pasti akan kembali untukku. O ya, aku harus memberinya nama apa ya nanti?”pikir Drew setangah berkhayal.




The end

Rabu, 05 Agustus 2009

novel residu: Fiveten.

FIVETEN


Dikehidupan nyata; manusia membuat rencana, uang yang menentukan. Di kehidupannya, waktu telah berbicara, kehidupan telah menanggapi, memberikan reson yang terbaik. Buku tentang kumpulan cerpen-cerpen Looke telah terbit, menjadi bonus terbiatan sebuah majalah besar, bertiras nasional, brand luar negeri,. Dengan kata lain, jika buku tersebut bisa terbit di sini, kumpulan cerpen tersebut bukan tidak mungkin dalam beberapa waktu ke depan buku kumpulan cerpen tersebut dapat pula terbit menjadi bonus edisi terbitan di semua negara dimana majalagh tersebut terbit.
Ketiga novelnya telah menghiasi meja Miss Paker, tempat apapun bisa disulap dalam sekejab mata. Dia telah mulai membaca beberapa bab dari novelnya yang pertama. Dia butuh cukup banyak waktu.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta telah mengeluarkan cap visa pada pasportnya, itu adalah ijin masuk ke sana dan tinggal menetaop selama beberapa waktu, namun dia merencanakan untuk selamanya.
Untuk kedua kalinya, dia masuk pintu belakang Nomoto beberapa jam setelah restoran buka. Kali ini untuk mengurusi beberapa barang-barang pribadinya yang msih tertinggal dan tersimpan di locker karyawan. Dia telah resign dari Nomoto beberapa hari lalu. Setelah semuanya beres, dia menemui cheef berbicara tentang beberapa hal yang masih tertinggal di antara mereka, lalu kepala kemanan, setelah itu dia pergi darisana.
Blackbery edisi terbaru berdering di atas meja Miss Vanity Parker.
Itu dari Looke, tertulis di sana.
“Miss Parker?”
“Ya. Looke, ada apa sayang? Beberapa hari ini tidak trdengar kabar bheritamu, kau baik-baik saja? Kau ada dimana?”
“Baik, walafiat, saya ada di Nomoto!”
“Uang jajanmu masih ada sayang?”
“Banyak!”
“Ada klien baru?”
“Ada beberapa prospek yang potensial gol, big fish Miss, seperti perusahaan milikmu. Kamu cemburu yah?”
“Ya!”
“Miss, bagaimanaun kau tidak akan tergantikan, percaya;lah denganku. Ini semua hanyalah bisnis penghiduopan, untukku!”
“Jadi apa rencanamu?”
“Bisa keluar sebentar?”
“Hmm..., bisa , kau mau mengajakku kemana?”
“Bagaimana kalu secangkir kopi dan donuts, Miss?”
“Boleh juga, 2 jam lagi, tepat jam makan siang, kau bisa menunggu selama itu?”
“Bisa, baiklah, aku akan menjemputmu Miss!”
“Baik!”
“Aku akan menempon lagi nanti!”
Klik
Looke mengakhirinya dengan sekecup ciuman dari jauh, Miss Parker cepat menempelkan telpon itu ke dadanya, ciuman Looke telah mendebarkan jantungnya, terasa hingga ke dagingnya dan sumsum tulangnya, ciumannya membangkitkan hasrat dan semangatnya. Dia tersenyum puas, lebar dan manis sekali, dia menekan lebih kuat lagi blakbery itu ke dadanya.
Dia nampak begitu bahagia, bergairah dan bersemangat.Dia seperti seorang perempuan ypada umunya yang sedang dimabuk cinta.
Satu persatu, silih berganti taksi datang dan pergi menaikkan dan menurunkan penumpang. Looby luar gedung dimana berkantor beragam perusahaan , termasuk penerbitan majalah milik Miss Parer berada dipenuhi dengan beragam macam orang berjejal; menunggu datangnya kendaraan jemputn mereka.
Sebuah silver bird berhenti di depannya, Miss Parker membuka pintu dengan cepat, melempar Tosca Blu berwqarna kubning gaduing desperate ke kursi belakang, Looke menangkapnya, alalu melompat gesit masuk ke dalam taksi itu, dan pergi dari sana. Taksi silver bird mampir sebentar di sebuah kedai Dunkin Donuts , Looke membeli dua lusin dinut dan dua cangkir Capuchino panas yang kental, rasanya seperti ¾ cokelat kental panas dan ¼ latte.
Dari protokol Sudirman yang ramai dan penuh sesak kendaraan, taksi berbelok masuk ke lingkungan Plaza Senayan, lalu berhenti tidak jauh dari MaryGold, mereka lalu menyusuri parkiran yang penuh, dan perjalanan mereka berakhir di salah satu kursi tunggu untuk para supir yang ada di pelataran parkir tersebut.
Looke dan Miss Parker mengempaskan tubuh mereka perlahan ke artas kursi besi, meletakkan dinut dan caapuchino di antara mereka lalu merentangkan kaki di atas aspal hotmix, Looke membuka kotak donut, Miss Parker mengambil satu yang berisi serikaya dan meulaui meikmati donut yang lembut itu. Looke emngambil donut yang berisi cream cokelat yang kental.
“Ini adalah satu hari dalam hidup kita dimana matahari bersinar dengan cemerlang, tidak terlampau panas, dan langit yang biru cemerlang dengan awan putih yang indah, jika hati terasa senang dan gembira, kehidupan terlihat begitu indah dan terasa begitu menyengkabn, apapun bisa terjadi, dan rasanya ingin melakukan apapun, lebih banyak lagi! Secangkir kopi dan selusin donut di taman atau di pelataran parkir , dengan.....”
Seseorang yang kita cinta dan hormati!” Looke ikut mengucapkan bagian itu, mereka berdua mengucapkannya bersama-sama hampir serempak. Looke mengambil tissue cepat setelah itu, lalu melap cokelat yang menempel di bibirnya kemudian mencuri sekali kecupan yang cepat di kening lalu di pipi Miss Parker. Di kursi belakang merekayang memanjang menempati separuh dari kursi yang berbentuk bulakan itu beberapa orang supior pribadi nampak asyik dengan obrolan mereka masing-masing, dengan kopi dan penganan sederhana yang mereka beli dari pedagang kaki lima yang berlisensi yang mangkal di dalam halaman plaza tersebut.
Dari speaker car call, terdengar lagu kecewa yang merdu BCL, seolah mengejek mereka berdua.
Setiap orang punya urusannya sendiri-sendiri, dikehidupannya yang singkat dan berharga ini.
“These are the days of our lives...., pernah, di saklah satu waktu di kehidupan kita, kehidupan ini.......,”
“Ya?” Miss Parker bertanya, dia ingin mendngar cerita itu seutuhnya.
Looke meneguk sedikit Capuchino, lalu meletakkannya kembali ke atas kursi, dari kotak donut dia mengambil satu donut yang terbaru, jenis yang lain.
“Ini kisah dari beberapa tahun lalu, suatu waktu di salah satu malam tahun baru yang semarak yang telah berlalu. Waktu itu saya masih kuliah, ditahun-tahun terakhir yang memerlukan banyak biaya dan perhatian, saya melewati malam tahun baru itu sendiri, dan tanpa satu senpun uang di kantong. Tapi kau tahu Miss, semua orang merindukan malam pergantian tahun, setiap orang merayakannya, dan sayapun demikian, saya tidak meninggalkannya. Saya tuirun ke jalan dan larut dalam kemeriahan pesta dan lautan ribuan orang. Di kantong saya tidak ada uang sama sekali, hanya ada tiga bungkus rokok mild yang saya hutang dari warung milik ibu kost saya, itulah modal saya melewati malam tahun baru itu.
Beberapa jam setelah tahun berganti baru, auld langs syne yang ramai di nyanyikan dimana-mana tidak lagi terdengar, saya meninggalkan pesta yang meriah di bundaran HI, kembali ke tempat kost saya yang hanya berjarak krang lebih 100 meter dari sana, pesta semakin meriah, berlanjut hingga pagi.
Di pertengahan jalan dalam perjalanan pulang, tiba-0tiba perhatian saya terantuk pada sesuatu di depan langkah saya, itu uang kertas pecahan 50.000, di jalan. Beta psenangnya hati saya kaka itu, menemukanuang sebanyak itu, lalu cepat saya memungutnya dan melanjutkan poerjalanan. Saya sering sekali menemukan sesuatu entah itu uang atau benda-benda yang bernilai, tapi untuk sekedar uang, itulah nilai terbesar yang pernah saya temukan sampai harui ini!”
“Menurutmu itu uang siapa?”
“Itu malam tahun baru, dijalan yang dipenuhi oleh ribuan orang, kau jangan bercanda Miss!”
“Ha..., ha...!”
“Baiklah, lalu kau apakan uangnya?” sambung Miss Parker sambil melumat donut yang lembut dan lezat itu di mulutnya.
Saya cepat berganti haluan, dengan uang sebesar itu, saya cepat bergegas menuju ke sebuah restoran Dunkin Donuts yang tak jauh dari sana, saya membeli satu lusin donut, secangkir Cappuchino lalu kembali ke tempat kost. Di sana saya langsung naik kelantai paling atas dari rumah itu, yang terbuka tanopa atap dimana separuh dari gemerlap jakarta dapat terlihat dengan jelas dari sana lalu ulaio menyantap donut dan Cappuchinoi itu sendirian. Betapa bahagianya saya saat itu, tak terlukiskan. Kebahagian yang sama saya rasakan lagi saat ini, tidak sendirian, tapi berdua denganmu! Terimakasih Miss Parker, kau bersedia menemaniku melewati kebahagiaan seperti ini! Uini sangat luar biasa!”
“Biasanya aku tidak tahan berlama-lama berada di bawah terpaan sinar matahari langsung, tapi kali ini lain, Looke, saya sangat menikmati matahari siang ini, dengamu, aku merasakan kebahagian yang hebat, yang seperti ini jarang aku rasakan, aku yakin seperti apa yang aku rasakan saat ini seperti itulah yang kau rasakan di lantai teratas dimalam tahun baru itu!”
“Sungguh itu adalah malam tahun baru yang hebat Miss!”
“Aku percaya, aku bisa merasakannya, dan kau tahu apa looke?”
“Kau belum pernah merasakan melewati malam tahun baru degan pengalaman dan perasaan sebahagia saat ini, bukan?”
Miss Parker tersenyum.
“Seandainya putaran waktu bisa kita putar kembali dan Miss parker ada di salah satu malam pergantian tahunku, dan....”
“Merasakan cinta dan kebahagiaan yang tak pernah terjadi!”
“Kalau begitu, semua harapan dan angan-angan seperti itu bailah kita lupakan saja. Bagaimana Miss?”
“Itu yang sehat! Berapa bulan lagi tahun baru Looke?”
“Tidak seberapa lama lagi!”
“Aku berjanji untuk diriku sendiri aku akan melewatinya berdua dengamu Looke!”
“Aku tidak akan melewatkannya, aku akan membatalkan semua rencana, semua janji dan kencan-kencanku!”
“Sebaiknya begitu sayang!”
Miss parker menggeser tubuhnya , memiringkan bahunya mendekati Looke, menjemput ciuman L:ooke yang lain, di telinga Miss Parker sebelum dia menciumannya yang kedua kalinya di pipi, Looke berbisik.....
“Aku tidak akan mengecewakanmu Miss Venity. Aku janji Miss Parker!”
Miss Parker kembali tersenyum, menutup matanya, dia merasakan dalamnya ciuman yang diberikan oleh Looke dari ketulusan jiwanya yang dipenuhi dengan cinta. Itu benar-benar menggetarkan jiwanya! Beberapa hari lagi, Looke akan berada dalam salah satu penerbangan panjang dalam hidupnya, dalam salah satu Jumbojet yang akan menerbangkannya dalam penerbangan panjabng _______jam ke Amerika, ke bandara Internasional JFK di DC.
Miss Parker menghabiskan satujam lebih dari waktu hari itu bersama dengan Lkooke, disana, di kursi tunggu para supir di pelataran parkir sebuah Plaza, itu adalah pertemuabn terakhbirnya dengan Looke, dengan kotak donut dan cangkir cappuchino yang telah kosong di atas kursi. Seorang supir yang baru saja mengantarkan majikannya mengambil sampah-sampah itu lalu melemparkannya dengan diserta rasa kesal, dia menggerutu dengan kata-kata yang mengumpat sambil melemparkan sampai itu ke dalam tong sampah yang tak jauh dari sana.
“Tiga point, untukkku sialan!” katanya.
Looke mengantarkan kembali Miss Parker kembali ke kantornya, setelah itu melanjutkan perjalananny7a kembali ke Flaat. Disana di beristirahat sejenak, beberapa jam sambil menunggu Pearl dan Sam kembali dari sekolah. Mereka bertiga punya rencana sepnajang siang, petang hingga malam nanti yang entah akan berakhir samapai jam berapa.
Hari itu Drew tidak masuk kantor, dia sengaja off, dia sedang menunggu Pearl dan Sam di sebuah kantin yang tak jauh dari kelas Parl dan Sam, hari itu adalah hari terakhir bagi mereka bersekolah.
Pearl dan Sam adalah dua anak kecil dengan sayap yang sempurna, sayap itu akan membentang lebar dan mengepak dengan sempurnah, yang akan menerbangkan mereka, jauh dan tinggi bersama cita-cita, mimpi dan angan-angan mereka bertiga!
Peral, Sam dan Looke!

Minggu, 02 Agustus 2009

Novel residu: Fourtheen.

FOURTHEEN




“Malam ini adalah malam terakhir bagi kita berdua, kau dan aku, kau tahu itu khan?”


Bagaimana mereka akan melewatinya di antara Parl dan Sm? Ini adalah situasi yang sangat berat, dan tak terduga bagi Meadowri. Meadowri bertanya , memastikam sampai sejauh mana Looke mengantisipasi dan mengapresiasi saat-saat ini, degan kata lain dia ingin bertanya; Apakah kau tahu dan telah memikirkan bagaimana kita akan melewati saat-saat terakhir ini?


Pernah Foster menasehati mereka akan pentingnya bagi setiap pemain yang terlibat dalam pertunjukan ini, bagi setiap aktor dan aktris untuk mengetahui apa yang sedang mereka lakukan, setting ceritanya seperti apa pada manuskrip skenario. It's gonna be an amaizing, demikian pula malam ini, itulah yang seharusnya.


Malam bergerak lamban, seperti lebih lamban dari waktu-waktu sebelumnya, seperti memberi ruang dan kesempatan kepada mereka berdua untuk lebih menghayati lebih dalam lagi arti pentingnya diri mereka dan malam ini, peran mereka dan berpikir lebih emosional dan dramatis akan apa yang akan mereka lakukan dalam detik-detik terakhir yang masih tersisa malam ini, kedepan.


Dibenaknya, ada Drew untuk episode yang lain, demikian pula dengan Kline dimana Drew ada di sisi lain dalam hatinya di kehidupannya.


Namun seperti lagu endless story yang akan tetap ada sepanjang masa, Meadowri tidak akan pernah tergantikan. Dia adalah jiwanya, cintanya yang sejati dari sekian anyak malam dan perempuan dalam kehidupannya, dia adalah residu cinta yang mengendap di jiwanya, hati, pikiran, angan-angannya, mimpi-mimpinya dan pergumulan hidupnya.


Meadowri adalah sesuatu yang kela dan badi, dalam hidupnya.


“Papa.....”


“Ya, ada apa Pear;l?”


“Apakah kita sedang syuting?”


“Benar!”


“Di kencan Meadowri?”


“Ya!”


“Berati teman-temanku di sekolah akan menonton Pearl?”


“Ya, betul sekali!”


“Bagaimana pendapat teman-temanmu Pearl?”


“Semua temanku menontonnya, 'Kak!”


“Apakah mereka menyukainya?”


“Katanya, Kakak adalah artis yang sangat santik dan hebat, dan Papa adalah kencan Kakak yang paling hebat. Mereka pernah bertanya, apakah itu adalah kencan sungguhan? Seperti kata Papa kepada Pearl, kalau penonton menyukai akting Papa, memilih Papa melalui SMS, Papa akan menang dan pada akhirnya menjadi kencan, pacar Meadowri, Kakak sungguhan. Jika terjadi menjadi kenyataan, ini pasti akan menjadi heboh. Pearl mengirim SMS untuk Papa, semua teman-teman Pearl menjagoikan Papa, 'Kak Drew juga memilih papa melaui SMS!”


“Mbok Soup, Guy dan semua orang di flat juga mengirim SMS untuk kemenangan Papa, khan Pearl?”


“Iya, benar 'Kak!”


“Banyak orang menyukai Papa 'Kak!”


“Kakak juga sangat menyukai Papanya Sam! Sama seperti katamuPearl, Papa kalian memang adalah seorang yang hebat dan mengagumkan!”


“Pearl pernah berkata kepada Sam bahwa dia mau menjadi seperti Kakak kalau sudah besar nanti!”


“Sam....!”


“Benar begitu Pearl?”


Pearl hanya tersenyum malu, berseri-seri.


“Peal, benar khan kau pernah mengatakannya?”


“Iya..., iya Sam!”


“Kakak waktu kecil, seisiamu saat ini juga cantik seperti Pearl!”


“Sungguh 'Kak?”


“Sungguh, tentu saja Pearl!”


“Kak......”


“Ya, ada apa Sam?”


“Apakah Papa akan menang?”


Meadowri tak langsung memberikan jawaban. Dia melirik Looke dan mengangkat alisnya.


“Bagaimana Looke, kau sudah siap menjadi seorang pemenang, menjadi pacar Meadowri sungguhan?”


“Sam, Pearl dan teman-temannya telah mengirimkan banyak SMS untuk saya, mereka sangat berharap Looke berpacaran dengan meadowri dalam kehidupan nyata. Saya siap menjadi pemenang. Looke berpacaran dengan Meadowri tentu saja akan menjadi kisah yang hebat dan menarik, tapi dari hasil perhitungan terakhir hasilnya ternyata tidak sebanyak yang saya harapkan. Looke berada di urutan ke empat!”


“Itu khan urutan yang terakhir 'Pa?” peral menyela dengan cepat, dia kaget.


“Benar sekali Pearl. Papa berada di urutan terakhir dari semua peserta yang tersisa, mungkin beberapa orang lipa mengirimkan SMS mereka, papa menduga demikian!”


“Itu artinya Papa tersingkir dari kencan Meadowri khan?” kembali tanya Pearl seolah tidak percaya.


“Benar sekali Pearl, malam ini Papa tereliminasi dari kencan Meadowi. Tapi bagaimanapunmenjadi bagian dari kencan Meadowri adalah sebuah pengalaman yang sangat hebat, dan tentu saja menyengkan! Karena itulh Papa, Pearl dan Sam bisa tampil di televisi!”


“Pearl dan Sam, dan kau Looke, malam ini penampilan kalian di kencan Meadowri sangat hebat dan mengagumkan bagi Kakak. Terimakasih ya Pearl, dan Sam mau hadir disni, bertemu dengan Kakak dan menjadi bagian dari cerita Kakak dalam Kencan Meadowri. Beberapa hari lagi syuting malam ini akan ditayangkan di TV, teman-teman Pearl dan Sam akan menonton, dan setelah itu mungkin saja beberapa orang teman kalian akan meminta tandatangan dan Pearl dan Sam!”


Pearl menganggukberusaha mengerti dan menerima penjelasan yang dengan susah payah diberikan oleh Meadowri untuk menenangkan hatinya dan kekecewaannya.


“Pearl belum punya tandatangan, 'Kak!”


“Sam juga demikian!”


“Looke, bagaimana ini?”


“Papa akan mengajari Pearl dan Sam membuat tandatangan sendiri, nanti di rumah. Bagaimana!”


“Janji?”


“Papa janji!”


“Apakah Kakak menginginkannya nanti?”


“Tentu saja Pearl! Kalian harus membuat masing-masing satu tanda tangan yang terbaik untuk Kakak. Janji?”


“Janji 'Kak!” jawab mereka berdua serempak.


Akhirnya Meadowri dan Looke dapat bernafash dengan legah.


“Saya percaya dengan desaign cerita yang dibuat oleh Foster. Yang tersisa nantinya dari kencan ini tidak ubanhnya blok-blok batu di puncak makam Khufu di Giza. Beberapa balok-balok batu terakhir yang akan menentukan apakah tontonan ini akan menjadi sebuah monumen piramida yang utuh dan sempurna, yang menyenangkan hati, yang enak dipandang mata, dan yang akan membeku dan membekas di ingatan, atau tidak. Penonton boleh saja menginginkan sesuatu ending yang lain, yapi Foster berkeyakinan ending seperrti inilah yang layak, pantas dan yang akan membekas. Beberapa orang penonton mungkin akan kecewa berat tidak lama setelah malam ini, tapi itupun tidak akan berlangsung lama sebelum akhirnya, ending yang ditawarkan oleh Foster akan akan menghadirkan kenangan terakhir yang menyenangkan, happy ending yang menyenangkan dan paling bisa diterima oleh akal sehat paling tidak oleh lebih banyak lagi penonton yang mengirimkan SMSnya untuk saya. Jika penjelasanmu saja bisa membungkam dan menghapuskan kekecewaan Pearl dan Sam, aku yakin dan percaya Foster akan berbuat yang jauh lebih hebat dari itu. Sampai di derajat dan tingkat-tingkat tertentu, kencan Meadowri tidak hanya merupakan salah satu episode sari sebuah, serangkaian seri reality show di TV, episode ini tidak hanya enak ditonton dan menghibur para penonon, kehidupan pribadimu dan kepribadianmu sendiri telah menjadi sumber inspirasi dan ruang imajinasi yang sangat hidup dan berarti penting bagi hidup mereka, seperi Pearl, Sam dan teman-teman mereka. Mereka mengagumimu dan akan mengenangmu sebagai sosok idola yang pantas untuk dipuja, yang memberi kekuatan, semangat dan inspirasi, yang memberi mereka mimpi-mimpi dan angan-angan besar untuk menjadi sama sepertimu di usiamu saat ini. Aku sangat memujamu, Meadowri. Betapa bahagianya saya bisa menjadi bagian dari kencan Meadowri, dari kehidupanmu. Ini benar-benar pengalaman yang langka, yang hebat dan mengagumkan.

Meadowri.....”


“Ya...?”


“Seorang teman pernah bertanya kepada saya; Apa kenanganmu dari masa kecil? Saya menjawab banyak dan hampir tak terhingga, itupun kalau kau mau mengukurnya. Saya lalu bertanya balik; Dan kau? Jawabnya; Saya punya seorang teman masa kanak-kanak, dia adalah salah seorang yang paling kecil dan hampir sebaya dengan saya dari dari Kakak-kakaknya yang telah besar dan dewasa, semuanya berambut gondrong dan dikenal sebagai penjahat. Mereka jarang ada di rumah, dan setiap kali mereka muncul, mereka dibenak saya adalah kelompok bersaudara, penjahat berambut gondrong. Meadowri, saat ini teman saya itu telah menjadi seorang pencuri yang sedang merintis karirnya di dunia kejahatan internasional sebagai pencuri profesional yang berurusan dengan brankas-krankas bank, kotak-kotak dan lemari harta orang-orang kaya dan museum-museum di seluruh dunia, dia telah bertemu dan berkeja sama dengan begitu banyak macam pemnjahat, tapi, penjahat bersaudara berambut gondrong dari masa kecilnya itulah yang tidak pernah bisa dia lupakan!”


“Seperti penjahat berambut gondrong dari kenangan masa kecil...?”


“Ya, benar, dan sekarang kamu menjadi seperti mereka di kehidupan Sam, Pearl dan teman-temannya, dalam kehidupan yang lain!”


Dari dalam tasnya, Looke mengambil koran hari itu, membuka halaman hiburan, lalu menunjukkannya kehadapan Meadowri.


“Kau lihat ini?”


“Katie Holmes menggenakan longdres dengan kacamata yang anggun dan menawan, sangat menggoda, dan anknya?”


“Di Osh Kosh! Mereka berbelanja pakaian ratusan ribu dolar, beberapa jam saja dalam seharian itu di sana. Kau tahu apa artinya semua itu bagi Tom Cruise, Katie Holmes dan anak-anaknya?”


“Siri?”


“Ya!”


“Menurutmu?”


“Paling tidak, jika mereka, Siri besar nanti, dan Osh Kosh masih ada di sana di tempat itu, dia akan mengingat masa-masa itu, Osh Kosh itu, kantong-kantong belanjaan mereka dan mulai berkata pada dirinya sendiri; Saya pernah berbelanja di sini, dulu, ketika saya masih kecil! Atau paling tidak, dia akan mengenang semuanya itu sambil berkata pada dirinya sendiri atau kekasihnya yang ada didekatnya; Ternyata saya pernah menjadi seorang anak kecil yang sangat kaya, paling tidak Ibuku Katie Holmes dan Ayahku Tom Cruise!”


Meadowri terdiam, dia menyerap semua perkataan dan penjelasan yang diberikan Looke.


Looke Melirik jam di tangannya, tak lama lagi restoran ini akan tutup, pikirnya. Foster juga telah memberikan isyarat bahwa sesi ini akan segera berakhir.


“Malam ini aku aku tereliminasi, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama. Ini adalah malam terakhir buat kita berdua. Ini adalah peretemuan terakhir!”


“Apakah engkau kecewa Looke?”


“Ya, tentu saja! Saya masih ingin bersamamu dan menghabiskan lebih banyak waktu lagi didekatmu, menghabiskan lebih banyak malam lagi dan tentu saja untuk mencicipi lebih banyak lagi jenis masakan denganmu. Ini adalah kali yang pertama aku makan di restoran ini, makan steak dan sosinya yang lezatnya minta ampun serta Cappuchino yang enak, tentu itu semua karena kamu, karena mengenalmu. Saya rasa masih ada beberapa nama menu dan restoran lagi selama eposide ini.”


Meadowri mengangguk, itu semua benar baginya!


“Setiap pertunjukan pasti berakhir. Seperti tempat ini yang akan tutup tidak lama lagi, stelah itu tengah malam menjemput, beberapa jam kemudian pagi hari, hari yang baru buat semua orang dimana saatnya menggelar pertunjukan terbaru, pertunjukan yang lain. Peranku hanya cukup sampai di sini. Saya sangat menikhmatinya. Bagaimana dengan kamu?”


“Akupun demikian!”


“Saya menduga, bukan tidak mungkin masih ada Cappuchino yang lain yang lebih enak dari yang ada di sini, dan yang tentu saja yang ada di Nomoto. Nyaris, saya baru merasakan dua jenis Cappuchino dari dua tempat yang berbeda, jadi wajar saja jika dengan mudahnya saya mengakui dan mengklaim bahwa inilah Cappuchino yang terenak, itu semuanya tentunya untuk saat ini. Jelas kamu mengetahui bahwa masih ada banyak tempat yang lain lagi dimana kita dapat menemukan dan menikhmati Cappuchino jenis yang lain, bukan Meadowri?”


“Ada banyak, Looke!”


“Dan jika kita menginginkannya, berdua, demikian pulalah dengan pertemuan-pertemuan kita!”


“Hidup tidak berakhir sampai di sini!”


“Yep!”


“Jadi?”


“Kau telah siap melepaskanku?”


“Itulah yang diinginkan oleh Foster, dan penonton, kau tahu itu khan Looke?”


Looke menyandangkan kembali tasnya ke balik bahunya, lalu dia berdiri, Pearl dan Sam, Meadowri pun demikian, melakukan hal yang sama.


“Terimakasih telah memberikan peluang ini, untuk mencicipi sedikit dari hidupu dan kebahagianmu. Dan tentu saja rasa cintamu, Meadowri!”


“Terimakasih telah memberikan yang terbaik, telah melakukan upaya yang terbaik, bagaimanapun kamu telah berusaha dengan keras, melakukan yang terbaik untuk mendapatkanku. Sekali lagi, terimakasih banyak Looke!”


“Pearl, Sam..., saatnya berpamitan dengan Meadowri!”


Pearl dan Sam menyalami Meadowri, lalu Looke, lalu mereka bertiga beranjak pergi dari sana.


Tidak lupa, Meadowri memberikan ciuman terbaiknya, dipipi mereka berdua. Mereka berdua melambaikan tangan, salam sanyang dan hangat dari jauh. Bagaimanapun pertunjukan memang telah sungguh-sungguh selesai, perpisahan harus terjadi.


Di depan pintu masuk, Foster menghampiri menghentikan langkah mereka dengan sebuah mcrophone di tangan.


“Apa yang akan kau lakukan setelah ini Looke?”


“Setiap orang punya kehiduopan sendiri, mimpi-mimpi sendiri, harapan dan angan-angannya sendiri, tidak terkecuali rencana-rencananya sendiri. Saya memiliki semuanya itu, saya punya kehidupan sendiri, yang lain dari semua ini, untuk dijalani. Menjalaninya dengan penuh semangat dan dengan upaya terbaik yang dapat saya lakukan, itulah yang akan aku lakukan. Foster....”


“Yes?”


“Kau tahu khan, bagaimanapun hidup harus berlanjut, dan pertunjukanmu harustetap berjalan, kau punya pemirsa, kau adalah seorang sutradara dan pibadi yang hebat kawan! Aku juga mengagumimu. Untuk penonton yang telah mengirimkan SMSnya untuk saya, terimakasih banyak dari saya, Looke!”


“Aku menyukaimu Looke!”


“Kami bertigapun demikian terhadapmu Foster. Semua orang menyukaimu. Bye..., selamat malam!”


“Selamat malam Looke!”


Swee mallisa, sebuah tembang yang merdu dari Electric Light Orchestra mengalun merdu dari speaker yang bertebaran di atas langit-langit Restoran, mengiringi langkah mereka meningalkan tempat itu.


“Kalian dengar lagu tadi?”


“Iya!”


“kalau tidak salah, itu adalah lagu Suddenly, lagu kesukaan Papa!”


“Iya?”


“Yep, pearl!”


Di pertengahan jembatan penyeberangan, langkah kaki mereka terhenti, lalu menyandarkan tubuh ke balik tembok pembatas jembatan penyeberangan jalan, memandangi lingkungan dan pemandangan yang terhampar di sekitar mereka. Di bawah ribuah mobil berjalan perlahan berdesak-desakan karena kemacetan yang panjang di kedua sisinya, jalan-jalan dan gedung-gedung perkantoran yang terang benderang dihiasi dengan kerlapkerlip ribuan lampu yang terang benderang dan semarak gemerlap. Tidak seberapa jauh dari sana, Plaza tempat restoran itu dimana Meadowri mungkin masih berada di sana berada, terlihat begitumegah dan mengagumkan.


“Lampu-lampunya indah sekali Pa! Bagiaman menurutmu Sam?”


“Beanar-benar indah sekali. Lampu-lampu yang hebat, Pearl!”


“Seperti itulah kehidupan kita. Jika Papa diibaratkan adalah listriknya, Pearl dan Sam adalah lampu-lampunya yang hebat, yang terang bernderang, yang semarak, yang berkeralp-kerlip dengan indah! Kalau Papa adalah lampunya, tentu saja Pearl dan Sam......”


“Adalah listriknya!”


“Benar sekali. Tajhu siapa yang menemukannya?”


Pearl dan Sam menggeleng-gelengkan kepala, mereka benar-benar tidak tahu.


“James watt bersaudara yang hebat!”


Entah akan seperti apa jadinya hidup ini tanpa listrik dan tanpa lampu.


Apapun jawaban mereka, yang pasti, betapa menakutkannya hidup tanpa listrik dan lampu!


“Jadi, jika ada cerita tentang lampu-lampu dan listrik di dunia, itu adalah cerita tentang.....”


“Papa, Pearl dan Sam!”


“Salah. Bukan itu Sam. Itu adalah James Watt story's, yang hebat dan jenius!”


“Ha.., ha.., ha.., Kalian berdua sungguh adalah anak-anak Papa yang hebat!”


Looke mengambil sebungkus rokok dari kantongnya, mengambil sebatang, menyalakannya. Dia menarik asapnya dengan setarikan nafash yang berat, lalu menghembuskannya ke udara malam di sekeliling mereka bertiga. Pearl dan sam melihat dan mengikutinya dengan cermat, dengan sangat bersemangat dengan pandangan penuh rasa bangga pada Looke!


“Apa yang kalian lihat? Apa yang kalian pikirkan?” Looke bertanya menyentak lamunan mereka berdua.


Pearl dan Sam terkejut, mereka tidak siap dengan jawaban, apapun!


“Ini adalah rokok Camel, rokok para petualang! Pearl dan Sam.....”


Itu adalah jenis, merek rokok yang asing di penglihatan Pearl dan Sam.


“Ya 'Pa?”


“Kita akan bertulang, berkeliling dunia, tidak lama lagi. Papa janji!”


“Benar!”


“Janji!”


“Kami akan sabar menunggu Pa!”